PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN NILAI
SOSIAL-POLITIK DALAM KONSEP MATERI PTERIDOPHYTA
a.
Kebersamaan
Paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) hidup menempel pada tumbuhan mangga yang memperindah suasana lingkungan. Layaknya manusia dalam menghasilkan suatu
produk karya seni atau lainnya membutuhkan saran dan kritik dari pemakai atau
penikmat produk tersebut untuk menaikkan nilai jual dan kualitas produk.
b. Kepedulian terhadap lainnya
Azolla
pinnata bersimbiosis dengan Anabaena azollae yang dapat mengikat nitrogen. Hubungan yang khas
ini bermanfaat bagi tanaman lain, misal padi, karena dari simbiosis tersebut
dapat mengikat nitrogen yang dibutuhkan padi. Manusia menjalin suatu hubungan
yang dapat berdampak secara tidak langsung kepada orang lain yang tidak
menjalin hubungan tersebut, dimana rasa kepedulian itu tercipta dengan
sendirinya.
c. Adaptasi (menyesuaikan diri)
Perbedaan habitat pada tumbuhan paku akan
mempengaruhi bentuk, struktur morfologi dan fisiologis masing-masing individu
sebagai bentuk adaptasi. Dengan demikian, manusia juga harus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan tempat dia berada sehingga dapat melangsungkan
kehidupannya secara baik.
d. Model sikap demokrasi vs otokrasi
Paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) hidup epifit, walaupun begitu, tumbuhan
tersebut dapat memperindah pohon
inangnya. Layaknya manusia dalam memimpin suatu perusahaan, walaupun ada
pemimpin tertinggi, tetap saja orang tersebut mengelola perusahaan yang
dipimpinnya dengan penuh tanggung jawab sehingga menghasilkan produk baru.
e. Kekhasan suatu bagian
Spora paku dibentuk di dalam kotak spora
(sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda seringkali
dilindungi oleh selaput yang disebut indisium yang khas pada beberapa jenis
paku sebagai dasar klasifikasi. Begitupun manusia, ada berbagai ciri khas yang dimiliki
individu untuk membedakan satu sama lain.
f. Saling membutuhkan
Gametofit paku kawat bersimbiosis dengan jamur
yang membutuhkan tempat hidup, sedangkan paku kawat memperoleh nutrisi dari
jamur tersebut. Hal ini mengajarkan pada manusia untuk peduli terhadap orang
lain, yang akhirnya pun kebermanfaatan diri tersebut berefek pada diri sendri.
g. Saling tolong-menolong
Ketika Psilotum sp. dalam fase gametofit
berukuran sangat kecil dan tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka tumbuhan paku tersebut bersimbiosis
dengan jamur untuk mendapatkan nutrisi. Pada implikasi kehidupan manusia,
tetaplah menjunjung tinggi rasa tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari
karena tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, selalu ada kelebihan dan
kekurangannya.
h. Mandiri
Walaupun epifit, tumbuhan paku tetap melakukan
fotosintesis (autrotof) untuk menghasilkan makanan sendiri, tergantung pada
pohon inangnya. Demikian halnya manusia, walaupun membutuhkan bantuan orang
lain, tetapi sebagai makhluk individu tetap saja harus mandiri dan mencukupi
kebutuhan pribadi.
i. Toleransi
Bentuk tumbuhan paku yang bervariasi, ada yang
berbentuk lembaran, perdu atau pohon,
dan seperti tanduk rusa. Begitupun pada manusia, ada berbagai suku bangsa,
agama, warna kulit, dan ras yang berbeda-beda. Keberagaman ini seharusnya
dipandang sebagai anugerah dan alat pemersatu bangsa dalam rasa toleransi yang
tinggi.
j. 5 S (= Salam-Sapa-Senyum-Sopan-Santun)
Bentuk daun semanggi (Marsilea crenata) yang berbentuk segitiga terbalik menyatu
melambangkan sebuah keindahan dan keakraban satu sama lain yang sengaja
ditebarkan oleh tumbuhan tersebut kepada alam sekitarnya. Manusia pun dalam
berpakaian harus sopan dan santun sehingga terlihat indah dan menarik serta menebarkan
salam lambang persahabatan.