Rabu, 31 Agustus 2016

Pendidikan Nilai Terintegrasi Biologi



PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN NILAI

SOSIAL-POLITIK DALAM KONSEP MATERI PTERIDOPHYTA

a.       Kebersamaan

    Paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) hidup menempel pada tumbuhan mangga yang memperindah suasana lingkungan. Layaknya manusia dalam menghasilkan suatu produk karya seni  atau lainnya membutuhkan saran dan kritik dari pemakai atau penikmat produk tersebut untuk menaikkan nilai jual dan kualitas produk.
b. Kepedulian terhadap lainnya

      Azolla pinnata bersimbiosis dengan Anabaena azollae yang dapat mengikat nitrogen. Hubungan yang khas ini bermanfaat bagi tanaman lain, misal padi, karena dari simbiosis tersebut dapat mengikat nitrogen yang dibutuhkan padi. Manusia menjalin suatu hubungan yang dapat berdampak secara tidak langsung kepada orang lain yang tidak menjalin hubungan tersebut, dimana rasa kepedulian itu tercipta dengan sendirinya.  
c. Adaptasi (menyesuaikan diri) 
   Perbedaan habitat pada tumbuhan paku akan mempengaruhi bentuk, struktur morfologi dan fisiologis masing-masing individu sebagai bentuk adaptasi. Dengan demikian, manusia juga harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat dia berada sehingga dapat melangsungkan kehidupannya secara baik.
d. Model sikap demokrasi vs otokrasi
     Paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) hidup epifit, walaupun begitu, tumbuhan tersebut dapat  memperindah pohon inangnya. Layaknya manusia dalam memimpin suatu perusahaan, walaupun ada pemimpin tertinggi, tetap saja orang tersebut mengelola perusahaan yang dipimpinnya dengan penuh tanggung jawab sehingga menghasilkan produk baru. 
e. Kekhasan suatu bagian
      Spora paku dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda seringkali dilindungi oleh selaput yang disebut indisium yang khas pada beberapa jenis paku sebagai dasar klasifikasi. Begitupun manusia, ada berbagai ciri khas yang dimiliki individu untuk membedakan satu sama lain. 
f. Saling membutuhkan
     Gametofit paku kawat bersimbiosis dengan jamur yang membutuhkan tempat hidup, sedangkan paku kawat memperoleh nutrisi dari jamur tersebut. Hal ini mengajarkan pada manusia untuk peduli terhadap orang lain, yang akhirnya pun kebermanfaatan diri tersebut berefek pada diri sendri.
g. Saling tolong-menolong
     Ketika Psilotum sp. dalam fase gametofit berukuran sangat kecil dan tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka tumbuhan paku tersebut bersimbiosis dengan jamur untuk mendapatkan nutrisi. Pada implikasi kehidupan manusia, tetaplah menjunjung tinggi rasa tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari karena tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kekurangannya. 
h. Mandiri
     Walaupun epifit, tumbuhan paku tetap melakukan fotosintesis (autrotof) untuk menghasilkan makanan sendiri, tergantung pada pohon inangnya. Demikian halnya manusia, walaupun membutuhkan bantuan orang lain, tetapi sebagai makhluk individu tetap saja harus mandiri dan mencukupi kebutuhan pribadi.
 i. Toleransi
      Bentuk tumbuhan paku yang bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu  atau pohon, dan seperti tanduk rusa. Begitupun pada manusia, ada berbagai suku bangsa, agama, warna kulit, dan ras yang berbeda-beda. Keberagaman ini seharusnya dipandang sebagai anugerah dan alat pemersatu bangsa dalam rasa toleransi yang tinggi. 
j. 5 S (= Salam-Sapa-Senyum-Sopan-Santun)
      Bentuk daun semanggi (Marsilea crenata) yang berbentuk segitiga terbalik menyatu melambangkan sebuah keindahan dan keakraban satu sama lain yang sengaja ditebarkan oleh tumbuhan tersebut kepada alam sekitarnya. Manusia pun dalam berpakaian harus sopan dan santun sehingga terlihat indah dan menarik serta menebarkan salam lambang persahabatan.